Di
zaman modern ini, masyarakat menginginkan segala sesuatu yang praktis, baik
dalam memilih makanan maupun dalam kehidupan sehari-hari lainnya. Misalnya,
memilih makanan cepat saji (fast food)
serta makanan/minuman kemasan. Hingga akhirnya menyebabkan banyaknya sampah plastik
dan styrofoam yang sangat mengganggu kenyamanan lingkungan serta dapat merusak
unsur hara dalam tanah. Karena sampah-sampah tersebut tidak mudah terurai,
sehingga untuk mengantisipasinya harus dipisahkan supaya dapat didaur ulang.
Berdasarkan
data Deputi Pencemaran Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH), rata-rata
setiap individu menyumbangkan 0,8 kilogram sampah per hari. 15% diantaranya
adalah sampah plastik. Di Indonesia ada sekitar 220 juta penduduk, maka
diperkirakan jumlah sampah yang tertimbun akan mencapai 176.000 ton per hari.
Padahal sampah plastik dan styrofoam membutuhkan puluhan tahun untuk dapat
diuraikan oleh alam. Jika dibiarkan lama kelamaan, maka lingkungan tempat
tinggal kita akan tergusur oleh timbunan sampah-sampah yang sulit diuraikan
tersebut.
Sampah
plastik dan styrofoam tidak bisa diuraikan oleh bakteri walaupun sudah
tertimbun dalam tanah, karena bahannya yang tidak ramah lingkungan. Banyak dari kalangan
individu, rumah tangga, maupun industri yang menggunakan plastik dan styrofoam
sebagai wadah makanan/minuman. Dari segi kesehatan memang tidak baik, karena
bahannya yang mengandung zat kimia. Jika terlalu sering memakai akan berbahaya
bagi tubuh kita sebab zat kimia yang terkandung dalam plastik dan styrofoam akan
mencemari makanan dan sulit dicerna oleh tubuh. Perlu kita tahu, bahwa wadah
yang berbahan dasar plastik dan styrofoam hanya dapat digunakan sekali pakai.
Dan jika sampah tersebut dibakar akan menimbulkan bau asap yang tidak sedap
serta menyebabkan pencemaran udara. Bau asap yang tidak sedap itu akan mengganggu
pernapasan dan merusak paru-paru kita.
Sampah
yang berserakan jika terjadi hujan deras akan dapat menyebabkan datangnya
banjir. Lingkungan sekitar menjadi kumuh serta menyebabkan sarang kuman
penyakit. Masyarakat di pinggiran sungai yang akan menanggung akibatnya,
kebanyakan dari mereka mengalami penyakit diare dan gatal-gatal. Sebaiknya, pemerintah
lebih memperhatikan mereka yang tinggal di sekitar sungai dengan cara
merelokasi atau menyediakan pemukiman yang layak tanpa mereka harus
mengeluarkan biaya yang mahal. Serta memberikan penyuluhan akan kesadaran
menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari kuman penyakit.
Tanggal
22 April lalu kita telah memperingati Hari Bumi (Earth Day) secara internasional. Yang bertujuan untuk menumbuhkan
kepedulian kita akan mencintai bumi dan penghargaan terhadap lingkungan. Namun,
semua itu akan menjadi lebih bermakna jika kita mengubah rasa kepedulian dan
penghargaan tersebut dengan tindakan nyata yang penuh tanggung jawab serta
konsisten. Baik perusahaan, komunitas, maupun perorangan mempunyai tugas untuk
bertindak menjaga bumi sebagai tempat tinggal dari kerusakan serta pencemaran
agar tetap asri, sehat, dan nyaman untuk dihuni.
Ada
banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi penggunaan sampah plastik
dan styrofoam, yaitu dengan gerakan 4R. Pertama, gerakan Reduce; mengurangi penambahan sampah terutama sampah plastik dan
styrofoam. Contoh, dengan kebiasaan membawa wadah untuk bekal makanan/minuman
dari rumah saat berpergian serta membawa tas kain dari rumah saat akan
berbelanja. Kedua, gerakan Reuse; memakai kembali/menggunakan
secara maksimal wadah yang bisa digunakan berulang kali. Contoh, memilih wadah
bekal yang bermutu serta terjamin keamanannya sehingga bisa digunakan berulang
kali dan kualitasnya tetap terjaga. Ketiga,
gerakan Recycle; memanfaatkan kembali barang lama untuk kegunaan baru.
Contoh, memilih produk yang materialnya bisa didaur ulang menjadi produk lain. Keempat, gerakan Repair; melakukan tindakan ramah lingkungan untuk memperbaiki
lingkungan. Contoh, menggunakan produk yang masa pakainya lebih panjang untuk
menunda penambahan sampah, peduli terhadap lingkungan dengan menjaga lewat cara
sederhana seperti menghemat energi dan air serta menghijaukan lingkungan.
Kenyataannya,
di kalangan masyarakat masih tidak mempedulikan akan adanya bahaya dari
penggunaan plastik dan styrofoam yang berlebihan. Sebenarnya yang menyebabkan
pencemaran adalah jika sampah plastik hanya dibuang begitu saja, daripada
dibuang tidak pada tempatnya lebih baik didaur ulang. Yang menjadi
permasalahannya, masih kurang minat/
kreativitas
masyarakat untuk mengolah sampah yang awalnya tidak bermanfaat menjadi lebih
bermanfaat, seperti, mengolah sampah plastik menjadi tas atau kerajinan tangan
lainnya. Sebaiknya, pemerintah bersama masyarakat bekerjasama untuk mendirikan
industri-industri pengolahan sampah plastik dan memanfaatkan para penganggur
sehingga dapat memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran. Dalam hal
ini, pemerintah bisa menjembatani untuk memasarkan baik ke dalam maupun luar
negeri hasil produksi dari masyarakat yang telah dibinanya untuk memproduksi
sampah-sampah plastik menjadi barang kerajinan. Dengan begitu sampah plastik
menjadi lebih berguna dan bernilai jual tinggi. Salah satu masalah yang masih
sulit dan belum bisa diberantas secara tuntas adalah masalah kebersihan
lingkungan dan upaya pemberantasannya.
Jadi
kesimpulannya, jika kita ingin hidup sehat dan nyaman harus dimulai dari
kebiasaan hidup sehari-hari dan kesadaran akan pentingnya kebersihan
lingkungan. Biasakan dengan cara yang sederhana terlebih dahulu, misalnya
biasakan membawa wadah bekal dari rumah yang ramah lingkungan dan tahan lama
sehingga dapat mengurangi sampah. Oleh karena itu kita harus memilih lebih jeli
produk-produk yang tidak berbahaya bagi tubuh kita, tahan lama, dan ramah
lingkungan sebagai salah satu bentuk kontribusi untuk melindungi bumi. Mulai
sekarang kita harus banyak mengurangi penggunaan wadah yang berbahan dasar
styrofoam, karena sulit untuk didaur ulang. Jadi, kurangilah penggunaan kantong
plastik dan styrofoam dan mulailah beralih ke wadah yang higienis serta
terjamin kualitasnya demi kesehatan kita semua. Mulailah dari setiap individu
untuk menyumbangkan satu pohon demi kelangsungan hidup bersama di kelak
kemudian hari. Karena jika kita terus bersikap egois dan serakah seperti ini
maka kasihan anak cucu kita yang tidak bisa merasakan betapa indahnya hidup
dalam lingkungan yang bersih dan nyaman. Karena segala sesuatu yang kita
lakukan hari ini akan menentukan kehidupan kita di hari esok !
***☺Terima Kasih☺***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar