Sabtu, 01 Oktober 2011

Aku Tak Lagi Menggunakan Sampah Plastik dan Styrofoam (Lomba TUPPERWARE)


Di zaman modern ini, masyarakat menginginkan segala sesuatu yang praktis, baik dalam memilih makanan maupun dalam kehidupan sehari-hari lainnya. Misalnya, memilih makanan cepat saji (fast food) serta makanan/minuman kemasan. Hingga akhirnya menyebabkan banyaknya sampah plastik dan styrofoam yang sangat mengganggu kenyamanan lingkungan serta dapat merusak unsur hara dalam tanah. Karena sampah-sampah tersebut tidak mudah terurai, sehingga untuk mengantisipasinya harus dipisahkan supaya dapat didaur ulang.
Berdasarkan data Deputi Pencemaran Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH), rata-rata setiap individu menyumbangkan 0,8 kilogram sampah per hari. 15% diantaranya adalah sampah plastik. Di Indonesia ada sekitar 220 juta penduduk, maka diperkirakan jumlah sampah yang tertimbun akan mencapai 176.000 ton per hari. Padahal sampah plastik dan styrofoam membutuhkan puluhan tahun untuk dapat diuraikan oleh alam. Jika dibiarkan lama kelamaan, maka lingkungan tempat tinggal kita akan tergusur oleh timbunan sampah-sampah yang sulit diuraikan tersebut.
Sampah plastik dan styrofoam tidak bisa diuraikan oleh bakteri walaupun sudah tertimbun dalam tanah, karena bahannya yang tidak  ramah lingkungan. Banyak dari kalangan individu, rumah tangga, maupun industri yang menggunakan plastik dan styrofoam sebagai wadah makanan/minuman. Dari segi kesehatan memang tidak baik, karena bahannya yang mengandung zat kimia. Jika terlalu sering memakai akan berbahaya bagi tubuh kita sebab zat kimia yang terkandung dalam plastik dan styrofoam akan mencemari makanan dan sulit dicerna oleh tubuh. Perlu kita tahu, bahwa wadah yang berbahan dasar plastik dan styrofoam hanya dapat digunakan sekali pakai. Dan jika sampah tersebut dibakar akan menimbulkan bau asap yang tidak sedap serta menyebabkan pencemaran udara. Bau asap yang tidak sedap itu akan mengganggu pernapasan dan merusak paru-paru kita.
Sampah yang berserakan jika terjadi hujan deras akan dapat menyebabkan datangnya banjir. Lingkungan sekitar menjadi kumuh serta menyebabkan sarang kuman penyakit. Masyarakat di pinggiran sungai yang akan menanggung akibatnya, kebanyakan dari mereka mengalami penyakit diare dan gatal-gatal. Sebaiknya, pemerintah lebih memperhatikan mereka yang tinggal di sekitar sungai dengan cara merelokasi atau menyediakan pemukiman yang layak tanpa mereka harus mengeluarkan biaya yang mahal. Serta memberikan penyuluhan akan kesadaran menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari kuman penyakit.
Tanggal 22 April lalu kita telah memperingati Hari Bumi (Earth Day) secara internasional. Yang bertujuan untuk menumbuhkan kepedulian kita akan mencintai bumi dan penghargaan terhadap lingkungan. Namun, semua itu akan menjadi lebih bermakna jika kita mengubah rasa kepedulian dan penghargaan tersebut dengan tindakan nyata yang penuh tanggung jawab serta konsisten. Baik perusahaan, komunitas, maupun perorangan mempunyai tugas untuk bertindak menjaga bumi sebagai tempat tinggal dari kerusakan serta pencemaran agar tetap asri, sehat, dan nyaman untuk dihuni.
Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dan styrofoam, yaitu dengan gerakan 4R. Pertama, gerakan Reduce; mengurangi penambahan sampah terutama sampah plastik dan styrofoam. Contoh, dengan kebiasaan membawa wadah untuk bekal makanan/minuman dari rumah saat berpergian serta membawa tas kain dari rumah saat akan berbelanja.  Kedua, gerakan Reuse; memakai kembali/menggunakan secara maksimal wadah yang bisa digunakan berulang kali. Contoh, memilih wadah bekal yang bermutu serta terjamin keamanannya sehingga bisa digunakan berulang kali dan kualitasnya tetap terjaga. Ketiga, gerakan Recycle; memanfaatkan kembali barang lama untuk kegunaan baru. Contoh, memilih produk yang materialnya bisa didaur ulang menjadi produk lain. Keempat, gerakan Repair; melakukan tindakan ramah lingkungan untuk memperbaiki lingkungan. Contoh, menggunakan produk yang masa pakainya lebih panjang untuk menunda penambahan sampah, peduli terhadap lingkungan dengan menjaga lewat cara sederhana seperti menghemat energi dan air serta menghijaukan lingkungan.
Kenyataannya, di kalangan masyarakat masih tidak mempedulikan akan adanya bahaya dari penggunaan plastik dan styrofoam yang berlebihan. Sebenarnya yang menyebabkan pencemaran adalah jika sampah plastik hanya dibuang begitu saja, daripada dibuang tidak pada tempatnya lebih baik didaur ulang. Yang menjadi permasalahannya, masih kurang minat/ kreativitas masyarakat untuk mengolah sampah yang awalnya tidak bermanfaat menjadi lebih bermanfaat, seperti, mengolah sampah plastik menjadi tas atau kerajinan tangan lainnya. Sebaiknya, pemerintah bersama masyarakat bekerjasama untuk mendirikan industri-industri pengolahan sampah plastik dan memanfaatkan para penganggur sehingga dapat memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran. Dalam hal ini, pemerintah bisa menjembatani untuk memasarkan baik ke dalam maupun luar negeri hasil produksi dari masyarakat yang telah dibinanya untuk memproduksi sampah-sampah plastik menjadi barang kerajinan. Dengan begitu sampah plastik menjadi lebih berguna dan bernilai jual tinggi. Salah satu masalah yang masih sulit dan belum bisa diberantas secara tuntas adalah masalah kebersihan lingkungan dan upaya pemberantasannya.
Jadi kesimpulannya, jika kita ingin hidup sehat dan nyaman harus dimulai dari kebiasaan hidup sehari-hari dan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan. Biasakan dengan cara yang sederhana terlebih dahulu, misalnya biasakan membawa wadah bekal dari rumah yang ramah lingkungan dan tahan lama sehingga dapat mengurangi sampah. Oleh karena itu kita harus memilih lebih jeli produk-produk yang tidak berbahaya bagi tubuh kita, tahan lama, dan ramah lingkungan sebagai salah satu bentuk kontribusi untuk melindungi bumi. Mulai sekarang kita harus banyak mengurangi  penggunaan wadah yang berbahan dasar styrofoam, karena sulit untuk didaur ulang. Jadi, kurangilah penggunaan kantong plastik dan styrofoam dan mulailah beralih ke wadah yang higienis serta terjamin kualitasnya demi kesehatan kita semua. Mulailah dari setiap individu untuk menyumbangkan satu pohon demi kelangsungan hidup bersama di kelak kemudian hari. Karena jika kita terus bersikap egois dan serakah seperti ini maka kasihan anak cucu kita yang tidak bisa merasakan betapa indahnya hidup dalam lingkungan yang bersih dan nyaman. Karena segala sesuatu yang kita lakukan hari ini akan menentukan kehidupan kita di hari esok !
***☺Terima Kasih☺***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar